Makalah Seni
Disusun Oleh:
1.Muhammad
Alfin Ilham
2.El Fajri Aulia Mahadi
3.M.K Fahmi.DN
4.Moch.Kautsar A.F
5.Ziaul Haq
6.Reggy Nurliadiansyah
7.Ferdiana Wardani
8.Faisal Faturrahman
Puji syukur
kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalamprofesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannyadapatlebihbaik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Fungsi Atau Makna Tekstil
Tekstil adalah
bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai
bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Tekstil merupakan material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam
pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil
dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah
bisa digunakan. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi
produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari
serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai
berikut:
- Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
- Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran
- Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar
- Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir
Pengetahuan tentang jenis dan sifat
serat tekstil merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri
tekstil dan fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat
diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat
berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan
rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh
karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan
tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat dipintal
menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih
jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan
sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
Untuk lebih
jelasnya proses pengolahan mekanik dan kimia dari serat menjadi produk tekstil
dapat dilihat pada tabel berikut.
Proses Produksi
|
Teknologi
|
Hasil
|
|
Mekanik
|
Kimia
|
||
Serat Alam
|
Pertanian
(kapas, yute,linen)
Peternakan
(sutera, wool)
|
Pupuk Organik Nonorganik
|
Serat alam seperti sutera, kapas, wool,
yute, linen, sisal dll
|
Serat Sintetis
|
Pemintalan leleh
Pemintalan kering
Pemintalan basah
|
Polymerisasi
|
Filamen/staple serat polyester ,
nilon, rayon, Benang nylon, polyester
|
Benang
Bahan dari serat alam dan serat
campuran dalam bentuk serat pendek(staple)
|
Pemintalan
Mesin Blowing, Carding Drawing,
ring spinning/sistem rotor.
|
Tidak membutuhkan zat kimia secara
signifikan
|
Benang kapas, benang sutera,
benanhg wool, benang campuran (alam dan sintetis)
|
Kain tenun/rajut
|
Mesin Penganjian
Mesin warping, mesin cucuk, Mesin
tenun, Mesin rajut, Mein tenun jacquard, dobby dsb
|
Proses penganjian dengan kanji
sintetis dan kanji alam
|
Kain grey tenun
Kain rajut
|
Kain non woven
|
Mesin kempa (mesin pres)
|
Resin, kimia analisis, kimia
organic, polimer. Proses kimia,
|
Kain non woven
Seperti kulit sintetis dsb
|
Pewarnanaan
(Pencelupan dan Pencapan)
|
Mesin Cap (screen printing dll),
Mesin celup (padding, Jigger Box, Jet dyeing dll ),
|
Teknologi zat warna, Kimia
Tekstil, obat Bantu, kimia fisika, kimia analisis
|
Kain berwarna
Kain bermotif
|
Finishing (penyempurnaan)
sebagain proses dilakukan sebelum
proses pewarnaan ( Proses bakar bulu, desizing,bleaching,scouring)
|
Mesin penyempurnaaan, bakar bulu,
desizing, bleaching, scouring, pemasakan, mesrcerisasi , mesin sanforis,
spreading, heat setting, anti air, anti susut
|
Kimia Tekstil, Resin,
bioteknologi, kimia organic, kimia fisika,kimia analisis
|
Kain halus, berkilau , langsai,
kain dengan tujuan khusus anti api, anti air, kain dengan sifat sifat
khusus.dsb
|
Pakaian (Garmen)
|
Pembuatan disain, pola, Mesin
jahit, pasang kancing, mesin potong, mesin prres
|
Tidak ada proses kimia secara
signifikan
|
Pakaian , kemeja , celana
|
Karakteristik dan sifat serat juga
sangat menentukan proses pengolahannya baik dari sisi penmilihan peralatan ,
prosedur pengerjaan maupun jenis zat-zat kimia yang digunakan. Selama proses
pengolahan tekstil sifat-sifat dasar serat tidak akan hilang. Proses pengolahan
tekstil hanya ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan, menambah dan
mengoptimalkan sifat dasar serat tersebut sehingga menjadi bahan tekstil
berkualitas sesuai tujuan pemakaiannya.
Tidak semua jenis serat dapat
diproses menjadi produk tekstil. Untuk dapat diolah menjadi produk tekstil maka
serat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut
1. Perbandingan
panjang dan lebar yang besar
2. Kekuatan
yang cukup
3. Fleksibilitas
tinggi
4. Kemampuan
Mulur dan elastis
5. Cukup
keriting agar memiliki daya kohesi antar serat
6. Memiliki
daya serap terhadap air
7. Tahan
terhadap sinar dan panas
8. Tidak
rusak dalam pencucian
9. Tersedia
dalam jumlah besar
10. Tahan
terhadap zat kimia tertentu
Aspek-
aspek Desain
1.
Aspek Struktural
Yaitu bagaimana
busana itu dapat terbentuk, bagaimana struktur garis
tertentu dapat
saling berhubungan, bagaimana busana tersebut pas dan nyaman
ketika
dikenakan di badan, dan bagaimana bukaannya.
2.
Aspek Fungsional
Yaitu
bagaimana pakaian tersebut dapat berfungsi dengan baik agar
pemakai merasa
nyaman, dapat dipakai dan dapat melindungi.
3.
Aspek Dekoratif
Yaitu supaya
menanpilkan tampilan tidak hanya diluar saja tidak
mempengaruhi
kinerja pakaian itu sendiri. Berupa penunjang yang harus sejalan
dengan aspek structural
dan aspek fungsional. Dengan demikian kegunaan aspek
dekoratif
hanyalah untuk nenarik perhatian ataua menanbah keindahan pakaian
tersebut.
Sebuah rancangan yang telah terwujud menjadi busana akan berhasil
atau gagal berdasarkan patokan structural, fungsional, dan
dekoratif.
Unsur-
unsur Desain
Unsur desain
dapat didefinisikan sebagai bahan dasar, komponen,atau media
yang digunakan
dalam pembuatan suatu desain. Unsur-unsur ini harus dipadukan
secara
seimbang. Unsur- unsur tersebut adalah:
1. Garis
Garis adalah
kepanjangan dari suatu tanda, hubungan dari dua titik, atau efek
yang terjadi
dari garis tepi suatu objek (Chodijah 1937: 10) Rosa Teja Waiduri
2008. Ada
beberapa garis yang digunakan pembuatan desain, yaitu garis lurus,
lengkung,
berombak, zig-zag, sengkelit. Sedangkan fungsi garis adalah:
- Membatasi
bentuk structural (siluet)
- Membagi
bentuk siluet dalam begian- bagian yang merupakan hiasan dan
menetukan
model itu pula.
- Menetukan
periode dari suatu busana (siluet)
- Member
arah dan pergerakan
2. Bentuk
Bentuk adalah
wujud atau rupa ( Balai Pustaka, 2001: 135) dalam Rosa Teja
Waiduri 2008.
Dalam bidang seni rupa maupun dalam bidang pakaian , bentuk
selalu
dinyatakan sebagai area yang datar, ditutupi oleh garis. Garis
menciptakan
siluet atau outiline dari suatu
area yang datar.
3. Ukuran
Pada desain
busana, ukuran digunakan juga untuk menetukan panjang rok.
Ada lima macam
ukuran panjang rok yaitu: mini, kini, midi, maksi,
longdress.semua
ukuran panjang rok ini digunakan asal sesuai dengan si
pemakai dan
kesempatan memakai (Chodijah 1937: 14) Rosa Teja Waiduri
2008.
4. Warna
Warna adalah
sumber keduniawian yang memberikan rasa keindahan. Warna
pada umumnya
adalah proses perasaan yang dirasakan oleh hamper setiapa
orang,
sedangka pada garis dan bentuk adalah proses intelektual.
5.
Value
Suatu garis
atau bentuk mempunyai value. Value atau nilai gelap terang
adalah suatu
sifat warna yang menunjukkan apakah warna itu mengandung
hitam atau
putih.
6. Tekstur
Tekstur adalah
media atau bahan yang nyata kelihatan dari kain dari apa
busana itu
terbuat. Tekstur dari kain tergantung dari asal serat, struktur
benang,
struktur tenunan dan penyempurnaa.benda di sekeliling kita memiliki
aneka macam
permukaan yang biasa diketegorikan menurut tingkat kekasaran,
kehalusan,
kekerasan, dan kelembutan.
7. Motif atau
corak
Motif adalah
susunan dari garis. Corak adalah gambar motif berwarna pada
kain, tenunan,
anyaman (Balai Pustaka 2001:200) Rosa Teja Waiduri 2008.
Motif atau
corak ini dapat diperoleh dengan cara menentukan printing,
melukis, menyulam, guilting.
Contohnya
batik gedog di tuban:
Batik gedog
Tuban kaya motif, warna dan fungsi. Satu ibu rumah tangga di Tuban memiliki
lima lembar kain batik untuk berbagai keperluan berbeda. Di Tuban, terdapat 100
ragam motif batik, 40 diantaranya sudah dipatenkan pemerintah daerah setempat
sebagai upaya pelestarian budaya. Yang juga khas dari batik Tuban adalah
konsistensi perajin untuk melestarikan batik tulis. Mudah saja membedakan batik
Tuban, karena batik yang diaplikasikan pada kain tenun hingga katun, kebanyakan
adalah batik tulis. Hanya beberapa perajin saja yang masih mengaplikasikan
batik cap di Tuban.
Masyarakat Tuban, Jawa Timur, mengenal batik dengan sebutan batik gedog. Gedog berasal dari bunyi dog-dog yang berasal dari alat menenun batik. Perajin batik di Tuban, secara turun temurun membatik pada kain tenun. Proses pembuatan batik gedog Tuban butuh waktu sekitar tiga bulan. Pasalnya, perajin harus melewati proses panjang memintal benang, menenun, membatik dan pewarnaan dengan bahan alami.
Kekhasan batik tulis tenun Tuban inilah yang dipertahankan perajin dan kolektor selendang lokcan, Uswatun Hasanah. Uswatun fokus menggeluti dunia membatik dan membuka kursus membatik sejak 1993. Di bawah bendera Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu, ibu satu anak ini membina 200 perajin di desa Kedungrejo, kecamatan Kerek, kabupaten Tuban, Jawa Timur.
"Ada 200 perajin di desa Kedungrejo dan sekitarnya. Hanya ada 20 perajin yang bekerja di rumah, selebihnya ibu perajin bekerja di rumah masing-masing. Anak-anak perempuan kelas dua SD juga dilatih membatik dan mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan dari membatik. Mereka bisa bersekolah dengan uang sendiri. Meski membatik, anak-anak harus tetap pulang saat waktunya belajar atau mengaji," jelas Uswatun kepada Kompas Female usai bincang-bincang pada acara Pameran Kain Tradisional Indonesia di Museum Tekstil, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di tangan para perempuan perajin batik, tua dan muda, inilah batik Tuban kembali punya nama. Dulunya hanya ada tiga desa yang menghasilkan batik khas Tuban. Namun kini, terdapat 20 desa perajin batik di kabupaten Tuban. Dalam satu minggu, perajin binaan Uswatun bisa menghasilkan 300 lembar kain batik. Hasilnya di pasarkan kebanyakan ke Bali.
Ragam motif dan fungsi
Batik tulis tenun Tuban terbagi dua model, kain berukuran dua meter (tapih) dan selendang. Soal fungsi, kain batik Tuban biasanya digunakan sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang berada, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban. "Paling sedikit pihak laki-laki membawa lima lembar kain batik sebagai hantaran pernikahan," lanjut Uswatun. Sementara selendang, biasanya digunakan kaum ibu untuk menggendong bakul saat ke pasar atau ke sawah. Namun ada juga selendang yang khusus digunakan untuk menghadiri acara resmi. Karena batik Tuban punya nilai tinggi, masyarakat Tuban biasanya menyimpan kain batik untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
Mengenai motif, Uswatun menjelaskan, batik Tuban dikenal dengan motif panjiserong, panjiori atau panjikrendil. Motif inilah yang dulunya dimiliki oleh kalangan priyayi. Namun kini, batik Tuban bisa dinikmati dan dikoleksi berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, tanpa mengenal status sosial. Ragam motif kain batik Tuban bisa dimiliki siapa saja yang mampu. Pasalnya, kain batik tulis tenun Tuban memiliki harga mulai Rp 800.000. Meski begitu, berbagai motif batik Tuban juga bisa dinikmati masyarakat dengan harga lebih murah. Perbedaannya di bahan dasar kainnya. Motif panji-panjian ini juga bisa diaplikasikan pada bahan katun atau blacu. Alhasil, harganya pun menjadi lebih terjangkau, mulai Rp 40.000. Selain motif panji, kain batik (tapih) dalam bentuk sarung maupun kain panjang di Tuban juga memiliki motif religi seperti kijing miring dan ilir-ilir.
Selendang batik Tuban juga sama uniknya. Di Tuban dikenal selendang selimun, lokcan dan kembang waluh. Selendang selimun dipercaya memiliki keampuhan menyembuhkan demam. Masyarakat biasanya menggunakan selendang selimun untuk menyelimuti seseorang yang demam tinggi, untuk menurunkan panas. Logikanya, kata Uswatun, selendang yang dibuat dengan proses pemintalan benang, penenunan, hingga pewarnaan, semuanya menggunakan bahan alami. Bahan dasar pembuatan batik Tuban berasal dari kayu-kayuan dan tanaman yang ditanam sendiri oleh para perajin.
Lain lagi dengan selendang lokcan yang mendapat pengaruh dari China. Selendang ini digunakan masyarakat setempat untuk menyelimuti seseorang yang disengat kalajengking. Lain lagi dengan selendang waluh, biasanya masyarakat setempat menggunakan selendang ini untuk upacara ritual membuang sial.
Kain dan selendang batik tulis tenun Tuban biasanya berwarna kecoklatan. Warna gelap menjadi ciri khas batik gedog dari Tuban. Meski begitu, Anda juga bisa menemui batik Tuban berwarna cerah. Namun biasanya, batik warna cerah menggunakan bahan lain di luar kain tenun.
Di luar berbagai tradisi budaya setempat dalam memandang fungsi selendang batik ini, sejatinya batik Tuban punya kharisma dan keindahan yang khas dan unik. Selembar kain batik tenun tulis Tuban mewakili kreativitas perajin yang tak pernah mati, selain juga kegiatan membatik yang mengandalkan bahan dasar dari alam.
Masyarakat Tuban, Jawa Timur, mengenal batik dengan sebutan batik gedog. Gedog berasal dari bunyi dog-dog yang berasal dari alat menenun batik. Perajin batik di Tuban, secara turun temurun membatik pada kain tenun. Proses pembuatan batik gedog Tuban butuh waktu sekitar tiga bulan. Pasalnya, perajin harus melewati proses panjang memintal benang, menenun, membatik dan pewarnaan dengan bahan alami.
Kekhasan batik tulis tenun Tuban inilah yang dipertahankan perajin dan kolektor selendang lokcan, Uswatun Hasanah. Uswatun fokus menggeluti dunia membatik dan membuka kursus membatik sejak 1993. Di bawah bendera Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu, ibu satu anak ini membina 200 perajin di desa Kedungrejo, kecamatan Kerek, kabupaten Tuban, Jawa Timur.
"Ada 200 perajin di desa Kedungrejo dan sekitarnya. Hanya ada 20 perajin yang bekerja di rumah, selebihnya ibu perajin bekerja di rumah masing-masing. Anak-anak perempuan kelas dua SD juga dilatih membatik dan mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan dari membatik. Mereka bisa bersekolah dengan uang sendiri. Meski membatik, anak-anak harus tetap pulang saat waktunya belajar atau mengaji," jelas Uswatun kepada Kompas Female usai bincang-bincang pada acara Pameran Kain Tradisional Indonesia di Museum Tekstil, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di tangan para perempuan perajin batik, tua dan muda, inilah batik Tuban kembali punya nama. Dulunya hanya ada tiga desa yang menghasilkan batik khas Tuban. Namun kini, terdapat 20 desa perajin batik di kabupaten Tuban. Dalam satu minggu, perajin binaan Uswatun bisa menghasilkan 300 lembar kain batik. Hasilnya di pasarkan kebanyakan ke Bali.
Ragam motif dan fungsi
Batik tulis tenun Tuban terbagi dua model, kain berukuran dua meter (tapih) dan selendang. Soal fungsi, kain batik Tuban biasanya digunakan sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang berada, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban. "Paling sedikit pihak laki-laki membawa lima lembar kain batik sebagai hantaran pernikahan," lanjut Uswatun. Sementara selendang, biasanya digunakan kaum ibu untuk menggendong bakul saat ke pasar atau ke sawah. Namun ada juga selendang yang khusus digunakan untuk menghadiri acara resmi. Karena batik Tuban punya nilai tinggi, masyarakat Tuban biasanya menyimpan kain batik untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
Mengenai motif, Uswatun menjelaskan, batik Tuban dikenal dengan motif panjiserong, panjiori atau panjikrendil. Motif inilah yang dulunya dimiliki oleh kalangan priyayi. Namun kini, batik Tuban bisa dinikmati dan dikoleksi berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, tanpa mengenal status sosial. Ragam motif kain batik Tuban bisa dimiliki siapa saja yang mampu. Pasalnya, kain batik tulis tenun Tuban memiliki harga mulai Rp 800.000. Meski begitu, berbagai motif batik Tuban juga bisa dinikmati masyarakat dengan harga lebih murah. Perbedaannya di bahan dasar kainnya. Motif panji-panjian ini juga bisa diaplikasikan pada bahan katun atau blacu. Alhasil, harganya pun menjadi lebih terjangkau, mulai Rp 40.000. Selain motif panji, kain batik (tapih) dalam bentuk sarung maupun kain panjang di Tuban juga memiliki motif religi seperti kijing miring dan ilir-ilir.
Selendang batik Tuban juga sama uniknya. Di Tuban dikenal selendang selimun, lokcan dan kembang waluh. Selendang selimun dipercaya memiliki keampuhan menyembuhkan demam. Masyarakat biasanya menggunakan selendang selimun untuk menyelimuti seseorang yang demam tinggi, untuk menurunkan panas. Logikanya, kata Uswatun, selendang yang dibuat dengan proses pemintalan benang, penenunan, hingga pewarnaan, semuanya menggunakan bahan alami. Bahan dasar pembuatan batik Tuban berasal dari kayu-kayuan dan tanaman yang ditanam sendiri oleh para perajin.
Lain lagi dengan selendang lokcan yang mendapat pengaruh dari China. Selendang ini digunakan masyarakat setempat untuk menyelimuti seseorang yang disengat kalajengking. Lain lagi dengan selendang waluh, biasanya masyarakat setempat menggunakan selendang ini untuk upacara ritual membuang sial.
Kain dan selendang batik tulis tenun Tuban biasanya berwarna kecoklatan. Warna gelap menjadi ciri khas batik gedog dari Tuban. Meski begitu, Anda juga bisa menemui batik Tuban berwarna cerah. Namun biasanya, batik warna cerah menggunakan bahan lain di luar kain tenun.
Di luar berbagai tradisi budaya setempat dalam memandang fungsi selendang batik ini, sejatinya batik Tuban punya kharisma dan keindahan yang khas dan unik. Selembar kain batik tenun tulis Tuban mewakili kreativitas perajin yang tak pernah mati, selain juga kegiatan membatik yang mengandalkan bahan dasar dari alam.
Artikel yang sangat menarik tentang dunia textile :)
BalasHapusBagi Anda yang bergelut di dunia Textile, awas Jangan sampai SALAH WARNA gunakan segera Buku Panduan Warna PANTONE Lihat segera ke http://WarnaPantone.Com
makasih banget kakak artikelnya bantu banget buat bikin pr ku :) thanks
BalasHapushmm,, saya rasa masih kurang lengkap artikelnya.
BalasHapusterimakasih artikelnya kakak..
BalasHapushttp://www.hauroshop.com/